Lirik Pengembangan Industri Perikanan di Indonesia Timur, 8 Investor Dalam Negeri Siap Kucurkan Rp156 M
JAKARTA - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) gencar mempromosikan peluang investasi usaha kelautan dan perikanan. Upaya tersebut membuat iklim investasi tumbuh positif.
Hal ini ditandai dengan masuknya delapan investor dalam negeri untuk berinvestasi senilai Rp156 miliar pada industri perikanan di Indonesia timur.
Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Artati Widiarti mengatakan, delapan investor tersebut telah menyampaikan minat untuk menanamkan investasi.
Rencananya, mereka akan mengembangkan usaha di bidang budidaya udang, pengolahan ikan, dan pemasaran rumput laut.
"Alhamdulillah, delapan investor berminat untuk berinvestasi di sektor kelautan dan perikanan di wilayah Indonesia timur," ujarnya melalui keterangan tertulis, Sabtu, 30 Juli.
Artati mengungkapkan, wilayah yang dilirik oleh investor tersebut meliputi Kabupaten Sumbawa dengan minat investasi budidaya udang senilai Rp80 miliar serta pengolahan tuna dan rajungan senilai Rp10 miliar.
Kemudian, lanjut Artati, pembangunan pabrik es senilai Rp500 juta dan pembangunan Unit Pengolahan Ikan (UPI) untuk produk ikan segar serta ikan beku senilai Rp45 miliar untuk Kabupaten Mimika.
Sementara untuk Kabupaten Flores Timur, investor berminat untuk investasi di UPI senilai Rp20 miliar dan juga pembangunan pabrik es senilai Rp500 juta.
"Tentu ini kabar baik dan pasti akan kami tindak lanjuti," ujarnya.
Hal senada dikatakan Direktur Usaha dan Investasi Ditjen PDSPKP, Catur Sarwanto.
Catur memastikan akan segera berkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat.
Di saat bersamaan, dia siap mendampingi para investor yang telah mengajukan minat investasi agar dapat merealisasikan investasinya.
"Sesuai arahan dan kebijakan kami, bahwa ini akan segera kita koordinasikan ke pemerintah daerah," kata Catur.
Dalam kegiatan promosi peluang investasi di Makassar beberapa waktu lalu, Catur memastikan PDSPKP juga menawarkan kesempatan untuk berinvestasi di Kota Parepare.
Merujuk RJPMN 2019, Kota Parepare telah diarahkan untuk menjadi Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) dengan fokus sebagai pusat industri pengolahan.
Penetapan ini bertujuan untuk mendorong kegiatan ekonomi dan agroindustri di kawasan sekitarnya seperti Kabupaten Barru, Pinrang, Sidrap dan Enrekang.
Selain itu, Kota Parepare juga termasuk dalam kawasan strategis nasional (KAPET).
"Potensi perikanan Kota Parepare terdiri dari usaha perikanan tangkap, pengolahan dan budidaya. Untuk potensi tambak sebesar 64 Ha dan kolam 3.355 Ha, tentu ini juga peluang investasi yang kami tawarkan," jelasnya.
Di forum yang sama, praktisi pasar ekspor Jepang, Imelda Ropaz mengurai peluang pasar produk perikanan di Negeri Sakura.
Saat ini, Jepang masih bergantung pada produk impor dengan kontribusi impor terbesar berasal dari Tiongkok sebanyak 18,1 persen, sedangkan Indonesia menyumbangkan kontribusi 4,9 persen.
Menurut data 2021, mitra dagang utama ekspor udang ke Jepang adalah India, Vietnam, Argentina, Indonesia dan Thailand. Lalu Taiwan, China, Korea Selatan, Malta dan Maroko menjadi mitra dagang utama untuk produk tuna.
"Jadi terdapat 3 faktor yang harus dipertimbangkan untuk penguatan daya saing produk ke Jepang yakni penelusuran data produk, inspeksi pasar dan menemukan partner/buyer yang tepat," ujarnya.
Baca juga:
- Realisasi Investasi Perikanan Meningkat 36,29 Persen, Jawa Timur Jadi Daerah Penyumbang Tertinggi
- Erick Thohir Sebut China Beli 1 Juta Ton Produk Kelapa Sawit Indonesia: Demi Memajukan Produktivitas Pertanian dan Meningkatkan Kesejahteraan Petani
- Erick Thohir Sebut China Sepakat Beli Produk Kelapa Sawit Indonesia
Sebagai informasi, di bawah komando Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono, KKP berhasil meningkatkan gairah investasi di bidang kelautan dan perikanan Indonesia sepanjang semester I tahun 2022.
Realisasi investasi semester I-2022 diperkirakan mencapai Rp4,04 triliun atau meningkat 36,29 persen dibanding periode yang sama pada tahun 2021.