Eksklusif Angela Gilsha Menata Kesadaran Hidup untuk Keseimbangan Alam
JAKARTA - Angela Gilsha dan dunia televisi memang sudah menyatu. Rupanya sudah menghiasi layar kaca sejak tahun 2015 ketika ia pertama kali berakting dalam sinetron Putri Duyung.
Perlahan tapi pasti, namanya mulai diperhitungkan dalam sejumlah judul sinetron. Tidak hanya aktingnya, pribadinya juga jauh dari isu negatif sehingga Angela Gilsha masih eksis di usia menginjak 28 tahun.
Namun dengan segala kesibukannya, perempuan bernama Angela Gilsha Panari itu punya persona berbeda di media sosial. Menilik akunnya, postingannya didominasi dengan perjalanannya berpetualang ke berbagai gunung di Indonesia.
Dunia sinetron dan kekayaan alam. Bagaimana Angela Gilsha bisa mengimbangi dua dunia yang berbeda ini?
“(Setelah Dewi Rindu), untuk sekarang sih aku sounding ke kantor untuk minta libur sebulan sampai ulang tahun aku. Aku bener-bener mau enjoy libur,” cerita Angela Gilsha kepada VOI beberapa waktu lalu.
Dewi Rindu merupakan proyek terbaru Angela Gilsha yang baru selesai pada bulan Mei. Dalam judul ini, ia berperan sebagai seorang ibu yang ditinggal pasangannya saat mengandung anaknya. Ia bahkan menjadikan judul ini sebagai salah satu sinetron favoritnya.
“Aku dapat banyak hal positif. Ini pertama kali aku syuting pakai hati. Dari awal itu bener-bener dimentor sama mba Gita Asmara. Karakterku dibiarkan eksplor sebagaimana yang aku mau,” kenang Angela.
Ia pun merasa industri sinetron saat ini jauh lebih baik sebelumnya. Namun ke depannya masih banyak yang perlu diperbaiki untuk menghasilkan sebuah tontonan berkualitas.
Akan tetapi Angela Gilsha memilih untuk tidak banyak mengeluh soal lingkup kerjanya. Fokusnya saat ini adalah menafkahi keluarga dan tinggal mandiri. Oleh karena itu, ia punya cara sendiri untuk menikmati hidup di tengah kesibukan sebagai artis sinetron. Alam adalah jawabannya.
“Aku suka alam dari kecil cuma karena lahir, besar di Bali jadi alamnya tuh pantai, laut. Nah baru suka (naik) gunung ini dua tahun lalu sih,” katanya semangat.
Kecintaannya dengan naik gunung bermula ketika ia menaiki Gunung Batur bersama teman-temannya. Iseng, ia mulai tertarik pergi ke Gunung Merbabu. Tapi hal itu sempat terhenti lantaran ia harus kembali syuting sinetron.
“Aku enggak bisa describe sih kata-katanya apa lagi ketika sampai puncak. Itu puasnya luar biasa apalagi setelah kita melewati medan yang susah. Itu ada kepuasan tersendiri,” jelas Angela Gilsha.
Anak pertama dari dua bersaudara itu menjelaskan kalau ada suasana yang berbeda ketika ia naik gunung. Hal ini ia gunakan sebagai cara untuk healing dari keramaian ibu kota.
Baca juga:
“Aku senang karena pertama, di gunung itu enggak ada sinyal, enggak ada orang yang ganggu aku. Gak ada yang nyariin aku. Kedua, aku bisa fokus sama apa yang aku jalani detik itu aja yaitu hiking. Pokoknya takjub banget sama ciptaan Tuhan dari serangga kecil sampai hal paling besar. Itu bikin aku tenang,” katanya.
Ia juga bersyukur selama perjalanan naik gunung, ia selalu memiliki teman-teman yang mendukung. Berkat satu visi dan misi, mereka selalu berhasil menaklukan gunung bersama-sama.
Belajar dari Perjalanan
Perjalanan itu tidak selamanya menyenangkan. Angela Gilsha mengaku seringkali melihat pemandangan kurang bagus seperti tempat yang kotor, banyaknya grafiti, dan sampah berserakan.
“Paling parah itu pas aku ke Gunung Gede. karena Gunung Gede itu orangnya enggak dibatasi kan ketat. Tapi gunung ini sama sekali enggak ada apa-apa. Orang-orang yang naik ke situ juga enggak ada kesadaran untuk bersihin. Banyak banget sampah entah sobekan mie lah terus sisa makanan digeletakin gitu aja,” ceritanya.
“Sebenarnya lebih ke respect ke alam aja. Karena aku percaya alam tuh sadar sama apa yang kita lakuin. Aku yakin mereka juga respect sama kita mau ngelangkah gimana. Kita buktiin kita bisa jaga kebersihan terus enggak boleh kotor, jorok, ngelakuin hal-hal menyimpang,” kata Angela.
Angela memang belum lama menjelajah naik gunung tapi ia punya serangkaian tips untuk menikmati aktivitas tersebut. Mulai dari hal standar hingga emosional, ia membagikannya untuk mereka yang berniat naik gunung.
“Bawa alat-alat sebagian dari sebelumnya aku bawa, dari carrier, sepatu gunung, jas hujan semua udah siap. Fisik juga aku siap banget karena aku rajin gym,” kata Angela Gilsha.
“Paling penting sih fisik karena banyak orang yang enggak kuat. Naik gunung tuh berat. Pas Gunung Gede itu ngebakar lebih dari 10000 kalori. Jadi fisik itu penting banget support orang tua walaupun tiap aku izin tuh mereka takut anaknya kenapa-napa tapi anaknya enggak bisa dilarang. Ya udah,” lanjutnya.
Ia juga giat memberi kesadaran lewat media sosial untuk para pengikut Instagram-nya yang mencapai 3 juta pengguna. Ia berpesan bahwa mudah untuk menghormati alam dengan segala kekayaannya.
“Aku mau kasih contoh ke orang-orang bahwa ya lingkungan itu harus kita jaga. Bumi udah kasih semua yang kita butuhkan: oksigen, air, makanan, kok kita malah ngelakuin sebaliknya. Kita gak respect sama alam, buang sampah sembarangan, masih jorok sama binatang,” katanya.
“Hal seperti itu yang harus aku tekankan di media sosial karena ternyata masih banyak yang belum ngerti dan sadar,” ujarnya.
Menjelang usia ke-28, Angela Gilsha berencana untuk menaklukan Gunung Rinjani. Selain itu, ia ingin memberi yang terbaik untuk publik dan keluarga melalui apa yang ia lakukan.
“Aku bersyukur aja sama Tuhan masih bisa hidup. Buat orang-orang yang berjuang untuk mendapat apa yang mereka mau. Kita terus berjuang, jangan pernah nyerah karena aku pernah hampir nyerah tapi aku berjuang bisa sampai titik sekarang,” kata Angela Gilsha.
“Masalah yang kalian jalani harus dilewati terus. Dan untuk orang yang masih belum sadar, kita harus respect sama alam dan kita harus timbal balik jaga sama alam,” tutupnya.