Deng Ical Kampanye Pilkada Makassar: Wali Kota itu Bukan Bos, tapi Pelayan

MAKASSAR - Calon Wali Kota Makassar nomor urut 3 Syamsu Rizal MI (Deng Ical) menegaskan program reformasi di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) bila terpilih di Pilkada 9 Desember mendatang. Pemimpin  daerah ditegaskan Deng Ical harus menjadi contoh pengabdian sebagai pelayan masyarakat agar bisa menjadi contoh ASN birokrat. 

“Wali kota dan wakil wali kota itu bukan bos. Tapi pelayan masyarakat,” ujar Deng Ical dalam keterangan tertulis, Minggu, 18 Oktober.

Pola pikir pimpinan adalah menurut Deng Ical bos harus dihilangkan. Yang ada, wali kota hingga jajaran terbawah itu adalah pelayan. 

“Prinsip bahwa wali kota itu bukan bos harus bisa diterjemahkan hingga level pemerintahan terbawah. Semua harus memegang dan menjalankan standar pelayanan terbaik dan profesional bagi masyarakat,” tuturnya di hadapan warga Tamalate, Makassar.

Salah satu contoh pelayanan bisa diadopsi adalah ketika berkunjung ke bank. Saat masih di pintu saja sudah dibukakan. Senyum, sapa dan salam juga tak pernah hilang.

“Itu karena bank memandang nasabah itu sebagai aset. Pemerintah juga harus memandang rakyat sebagai aset yang harus dijaga dan dilayani dengan baik,” ujarnya.

Deng Ical memaparkan 3 program 100 hari dirinya bersama Fadli Ananda (Dilan) bila terpilih di Pilkada Makassar. Selain reformasi birokrasi, juga ada unifikasi data dan peta drainase. Unifikasi data agar tidak ada lagi yang berhak mendapat bantuan tidak terdata, sementara peta drainase untuk memastikan semua drainase terkoneksi guna mengatasi banjir.

“Tiga (3) program 100 hari ini sama pentingnya dan akan dilaksanakan secara bersamaan begitu kami diberi amanah dan selesai dilantik. Kalau kita setuju dan merasa program ini sesuai kebutuhan masyarakat, pilih miki Deng Ical-Fadli Ananda pada 9 Desember 2020 di TPS ta masing-masing,” pungkasnya. 

Wakil Ketua DPRD Makassar Puji Program Kece Dilan Pro Milenial 

Wakil Ketua DPRD Makassar, Suhada Sappaile, mengapresiasi program Kreatif Center (Kece) dan bantuan modal untuk start-up dari pasangan calon nomor urut tiga, Syamsu Rizal-Fadli Ananda (Dilan). Program itu jelas menunjukkan keberpihakan pasangan doktor dan dokter itu pada kaum milenial.

Menurut Suhada, pihaknya siap mengawal program-program tersebut bila kelak Dilan diamanahkan memimpin Kota Makassar. Apalagi, sederet program tersebut memang sesuai kondisi kekinian dan dapat membantu akselerasi perekonomian daerah.

"Sudah saatnya kita memberikan kepercayaan kepada kaum muda, kelompok milenial untuk ambil bagian membangun Makassar. Nah, Dilanhadir dengan program yang pro-milenial, seperti program Kece dan bantuan modal untuk start-up," ujar dia, Minggu, 18 Oktober.

Ketua PDIP Makassar itu melanjutkan kelompok milenial memiliki potensi besar dan menjanjikan untuk mendorong kemajuan daerah. Namun, kata dia, memang diperlukan sosok pemimpin yang mampu merangkul dan mendorong potensi tersebut.

“Dilan hadir sebagai representasi milenial. Bukan cuma figur, seperti Dokter Fadli yang memang masih muda, tapi programnya juga memang berpihak ke milenial. Ya bisa dibilang paslon ini yang paling peduli milenial," tuturnya.

Wakil Ketua DPRD Makassar, Suhada Sappaile

Deng Ical-sapaan akrab Syamsu Rizal, sebelumnya mengatakan pihaknya sudah menyusun beberapa program bidang ekonomi yang menyasar kaum milenial. Dilan berkomitmen ingin memberdayakan generasi muda lantaran potensi dan peluang yang ada memang sangat menjanjikan. Dia yakin di tangan milenial, Makassar akan lebih maju dan berkembang. 

"Kaum milenial kini sangat dominan dan punya potensi menjanjikan, makanya tidak boleh diabaikan, mesti diberi kesempatan. Saya punya keyakinan besar bahwa kaum milenial bila diarahkan dengan baik akan mampu membawa Makassar jauh lebih baik dari saat ini. Mereka bisa menjadi motor penggerak ekonomi Makassar," ujar dia.

Beberapa program ekonomi Dilan untuk milenial adalah Rumah Kreatif atau Kreatif Center (Kece). Lewat program ini, DILAN mendorong kebijakan co-working sebagai wadah kreasi pemuda pada semua kecamatan/kelurahan dalam bentuk pusat kreativitas dan kolaborasi. 

"Kita juga agendakan coaching clinic berupa program pelatihan, inkubasi dan pendampingan untuk jadi pengusaha pemula," kata mantan Wakil Wali Kota Makassar ini. 

Tidak berhenti sampai di situ, Dilan juga menyiapkan bantuan modal untuk start-up atau perusahaan rintisan. Pasangan doktor dan dokter ini berkomitmen mendorong anak muda Makassar turut mengembangkan start-up mengingat besarnya potensi bisnis tersebut. Banyak start-up lokal yang kini menjadi perusahaan besar, seperti Gojek dan Bukalapak. 

"Kita mau ada start-up dari Makassar yang berkembang dan menjadi besar. Bila itu terealisasi, percaya dan yakin ekonomi Makassar akan terdongkrak. Makanya, kita siapkan bantuan modal hingga Rp100 juta per start-up," kata Ketua PMI Kota Makassar ini.