Maxar Technologies Patahkan Bantahan Kremlin Soal Pembantaian di Bucha, Mayat Warga Ada Sejak Pertengahan Maret

JAKARTA - Kementerian Pertahanan Rusia boleh saja membantah sudah melakukan pembantaian warga sipil di pemukiman Kota Bucha di wilayah Kyiv. Tapi foto satelit yang diterbitkan perusahaan AS, Maxar Technologies, punya bukti berbeda.

Foto satelit yang dilakukan analisis foto oleh AFP seperti dikutip dari The Moscow Times, membantah pernyataan Rusia bahwa mayat dengan pakaian sipil yang ditemukan di Bucha, muncul setelah pasukan Kremlin mundur dari kota Ukraina yang hancur.

Citra satelit pertengahan Maret dari jalan Bucha tampaknya menunjukkan beberapa mayat warga sipil tergeletak mati di dalam atau di luar jalan. Temuan ini bikin geger setelah pejabat Ukraina baru-baru ini mengatakan mereka menemukan banyak mayat setelah pasukan Rusia mundur.

"Citra satelit Maxar beresolusi tinggi yang dikumpulkan di Bucha, Ukraina, (barat laut Kyiv) memverifikasi dan menguatkan video dan foto media sosial baru-baru ini yang mengungkapkan mayat tergeletak di jalan-jalan dan ditinggalkan di tempat terbuka selama berminggu-minggu," kata juru bicara Maxar Technologies Stephen Wood. dalam sebuah pernyataan, Rabu 6 April.

Media ini juga mengutip analisa dari The New York Times tentang kondisi Jalan Yablonska Bucha. Kesimpulannya - setelah membandingkannya dengan rekaman video dari 1 dan 2 April mayat di sepanjang jalan - bahwa banyak yang telah ada di sana setidaknya sejak tiga minggu lalu, ketika Pasukan Rusia menguasai kota itu.

Sebelumnya, Kremlin bilang foto dan video dari Bucha adalah satu lagi palsu yang dibuat oleh rezim Pemerintah Kyiv untuk media Barat.

"Semua foto dan video yang diduga membuktikan 'kejahatan' yang dilakukan oleh pasukan Rusia di Kota Bucha, wilayah Kiev, yang dirilis oleh rezim Kiev, merupakan provokasi lain," kata kementerian itu.

"Foto-foto dan video-video dari Bucha adalah palsu yang dibuat oleh rezim Kiev untuk media Barat, seperti yang dilakukan di rumah bersalin Mariupol dan di kota-kota lain," tegas kementerian.