Jokowi Minta Ainun Najib Diajak Pulang ke Indonesia, PBNU Bakal Tindak Lanjuti
JAKARTA - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) akan membahas dan menindaklanjuti arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk memulangkan praktisi teknologi, Ainun Najib dari Singapura.
"Kita akan tindak lanjuti dan bahas," kata Katib Syuriyah PBNU, Asrorun Niam Sholeh kepada VOI, Senin, 31 Januari.
Asrorun mengamini Ainun Najib adalah kader muda NU yang berpotensi. Dia dianggap dapat memberikan kontribusi bagi bangsa dan negara serta kemanusiaan.
Dengan begitu, keinginan Presiden Jokowi untuk memulangkan Ainun dari Negeri Singa dirasa perlu untuk ditindaklanjuti.
"Soal apakah harus dengan memintanya pulang atau cara lain, akan dibahas dan didiskusikan. Yang paling penting, maslahat untuk bangsa dan masyarakat, termasuk masyarakat dunia," tegasnya.
"Kepengurusan baru PBNU punya komitmen untuk konsolidasi sumber daya manusia NU untuk kemaslahatan bangsa. Kontribusi bisa lewat berbagai bidang, sesuai dengan kompetensi dan keahlian," imbuh Asrorun.
Baca juga:
Diberitakan sebelumnya, Presiden Jokowi ingin PBNU membawa pulang satu orang anak bangsa, Ainun Najib dari Singapura. Dia bahkan mengatakan kiai NU harus turun tangan agar praktisi teknologi itu mau kembali pulang ke Tanah Air.
Hal ini disampaikannya saat hadir langsung di acara pengukuhan Pengurus Besar dan Hari Lahir ke-96 Nahdlatul Ulama (NU) di Balikpapan, Kalimantan Timur.
Jokowi menyebut Ainun sebagai salah satu SDM handal yang dimiliki oleh NU untuk membantu pengembangan teknologi di Tanah Air. Hanya saja, pakar teknologi itu sedang berada di Singapura.
"Beliau ini kerja di Singapura sudah lama. Tujuh tahun yang lalu saya ketemu, ngerjain ini semuanya apapun bisa. Masih muda sekali, namanya Mas Ainun Najib. NU," kata Jokowi seperti dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden, Senin, 31 Januari.
Jokowi meyakini Ainun tentu digaji sangat tinggi di Singapura. Namun, dia yakin Ainun mau pulang ke Tanah Air jika kiai dari NU berbicara dengannya.
"Di sana gajinya sangat tinggi sekali. Jadi kalau diajak di sini harus bisa menggaji lebih gede dari yang di Singapura. Ini tugasnya nanti Pak Kiai. Kalau beliau yang ngendiko, digaji berapa pun, bismillah pasti mau," ujarnya.