Indonesia Deflasi Bikin Rupiah Selasa Melempem

JAKARTA - Nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup melemah pada perdagangan Selasa 1 September. Rupiah ditutup melemah tipis 0,07 persen atau 10 poin ke level Rp14.573 per dolar Amerika Serikat (AS).

Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra mengatakan, data inflasi Indonesia bulan Agustus yang minus, menahan penguatan rupiah terhadap dolar AS hari ini.

"Deflasi bisa mengindikasikan berkurangnya daya beli masyarakat yang mungkin terimbas tekanan akibat kondisi pandemi COVID-19," ujar Ariston kepada VOI.

Tapi overall, kata dia, dolar AS sedang melemah terhadap mata uang dunia karena indikasi sikap Bank Sentral AS yang akan mempertahankan kebijakan longgar dalam jangka waktu lebih lama dan mungkin lebih agresif.

Di Asia, rupiah melemah bersama peso Filipina yang juga melemah 0,20 persen terhadap dolar AS.

Sementara itu, mayoritas mata uang Asia lainnya menguat terhadap dolar AS sore ini. Rupee India memimpin penguatan mata uang Asia terhadap dolar AS dengan kenaikan 1,03 persen, disusul ringgit Malaysia yang menguat 0,5 persen.

Kemudian won Korea Selatan menguat 0,39 persen, yuan China menguat 0,36 persen, baht Thailand menguat 0,35 persen, yen Jepang menguat 0,26 persen.

Adapun dolar Singapura menguat 0,23 persen, dolar Taiwan menguat 0,01 persen dan dolar Hong Kong menguat 0,001 persen terhadap dolar AS.