Realisasi Investasi Sektor Migas Semester Pertama Anjlok
JAKARTA - Realisasi investasi sektor minyak dan gas bumi (Migas) pada paruh pertama tahun ini Anjlok. Dimana investasi sektor migas baru mencapai 5,6 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp81,65 triliun (kurs Rp14.581 per dolar AS), dari target sebesar 14,5 dolar AS atau setara Rp211,38 triliun.
Demikian disampaikan Plt Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ego Syahrial. Menurut dia angka realisasi ini baru sepertiga dari target.
"Kami sempat targetkan investasi 14,5 miliar dolar AS. Tapi realisasinya baru sekitar 5,6 miliar dolar AS, memang masih jauh sekali baru sepertiganya," kata Ego dalam konferensi pers virtual, Jakarta, Rabu, 5 Agustus.
Ego merinci, dari realisasi 5,6 miliar dolar AS terdiri dari sektor hilir seberar 712 juta dolar AS atau setara 10,38 triliun, sedangkan di sektor hulu baru terealisasi 4,8 miliar dolar AS atau setara Rp69,98 triliun.
Kemudian, target lifting juga belum mencapai target. Dimana Kementerian ESDM mentargetkan lifting migas sebesar 775 ribu barel per hari. Namun, hari ini lifting baru mencapai 705 ribu barel per hari.
Menurut dia, semua itu terjadi akibat pandemi COVID-19 dan penurunan harga minyak. Kondisi ini memaksa para investor migas memangkas rencana investasi dan produksi mereka sampai 40 persen.
"Memang iklim global memang lagi gak baik. Harga minyak juga turun. Pandemi yang kita hadapi ini juga berpengaruh pada perusahaan besar di dunia. Perusahaan melakukan pemotongan capex paling enggak sampai 30 persen," ujar Ego.