Gelombang Infeksi Baru COVID-19 Capai Rekor, Belanda Berlakukan Penguncian Parsial Pertama di Eropa Barat
JAKARTA - Belanda akan memberlakukan penguncian parsial pertama di Eropa Barat sejak musim panas akhir pekan ini, dalam upaya untuk menghentikan lonjakan kasus COVID-19, sebut penyiar Belanda NOS, Jumat.
Bar, restoran dan toko yang tidak penting akan ditutup pada pukul 7 malam. setidaknya selama tiga minggu mulai Sabtu, sebut NOS, mengutip sumber-sumber pemerintah.
Orang-orang akan didesak untuk bekerja dari rumah sebanyak mungkin, dan tidak ada penonton yang diizinkan di acara olahraga dalam beberapa minggu mendatang. Sekolah, teater, dan bioskop akan tetap buka.
Kabinet sementara Perdana Menteri Mark Rutte akan mengambil keputusan akhir pada Hari Jumat, dan akan mengumumkan langkah-langkah baru selama konferensi pers yang dijadwalkan pada pukul 6 sore waktu Greenwich, mengutip Daily Sabah 12 November.
Infeksi virus corona baru di negara berpenduduk 17,5 juta itu telah meningkat pesat, setelah langkah-langkah jarak sosial dicabut akhir September, dengan kasus infeksi baru mencapai rekor sekitar 16.300 dalam 24 terakhir pada Kamis kemarin.
Gelombang infeksi baru telah memberi tekanan pada rumah sakit di seluruh negeri, memaksa mereka untuk mengurangi perawatan rutin, guna memebrikan pelayanan dan perawatan pasien COVID-19.
Untuk menahan wabah tersebut, panel penasihat pandemi pemerintah pada Hari Kamis merekomendasikan untuk memberlakukan penguncian sebagian, membatasi pintu masuk ke tempat-tempat umum bagi orang-orang yang telah divaksinasi sepenuhnya atau baru saja pulih dari infeksi virus corona.
Penguncian baru akan berarti perubahan drastis dalam kebijakan pemerintah Belanda, yang hingga bulan lalu berpikir bahwa tingkat vaksinasi yang relatif tinggi berarti dapat lebih memudahkan langkah-langkah menjelang akhir tahun.
Belanda tidak sendirian dalam mempertimbangkan langkah-langkah pembatasan ketat, seiring dengan lonjakan infeksi COVID-19. Austria pada Hari Kamis berjarak beberapa hari dari penempatan jutaan penduduk yang tidak divaksinasi dalam penguncian.
Namun, banyak negara maju berpegang pada pandangan peluncuran vaksin COVID-19 berarti penguncian tidak diperlukan, dengan Inggris, misalnya, mengandalkan suntikan booster untuk meningkatkan kekebalan.
Baca juga:
- Tegas Peringatkan Israel, Jenderal Iran: Mereka Bisa Memulai Perang, Akhirnya Adalah Kehancuran Rezim Zionis
- WHO Sebut Diabetes Menjadikan Afrika Lebih Rentan Terhadap Kematian Akibat COVID-19
- Kremlin: Aktivitas Kapal Perang NATO di Laut Hitam Jadi Perhatian Presiden Putin
- Bakal Bertemu Secara Virtual Senin Pekan Depan, Presiden Xi Kemungkinan Undang Presiden Biden ke Olimpiade Beijing
Untuk diketahui, sekitar 85 persen dari populasi orang dewasa Belanda telah divaksinasi penuh terhadap COVID-19. Suntikan booster sejauh ini hanya diberikan kepada sekelompok kecil orang, dengan sistem kekebalan yang lemah dan akan ditawarkan kepada orang berusia 80 tahun ke atas pada bulan Desember.
Bulan lalu, sekitar 55 persen pasien di rumah sakit Belanda dan 70 persen dari mereka yang dirawat intensif tidak divaksinasi atau hanya divaksinasi sebagian, data yang disediakan oleh Institut Kesehatan Belanda (RIVM) menunjukkan.