Pertemuan Elite Politik yang Tak Peka Situasi Corona
Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto (Irvan Meidianto/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto yang juga menjabat sebagai Menteri Koordinator Perekonomian, terus memimpin lobi-lobi terkait RUU Omnibus Law ke sejumlah partai. Airlangga dan jajarannya pun sempat bertemu dengan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan untuk membahas hal tersebut. 

Sayangnya pertemuan yang digelar di Kantor DPP Golkar, pada Kamis malam itu, hanya membahas soal hubungan antar partai dan stabilitas politik jelang Pilkada 2020. Tak tersirat dari raut muka kedua politisi besar ini, membahas isu sosial maupun masalah virus corona yang kini dikhawatirkan masyarakat Indonesia.

"Terkait agenda nasional yang diusulkan pemerintah, dalam hal ini Pak Jokowi untuk mendorong Omnibus Law Perpajakan dan Cipta kerja. Kami sepakat ini segera dibahas dan tentu kita carikan jalan keluar terbaik sehingga bisa diselesaikan dalam waktu yang tidak terlalu lama," kata Airlangga kepada wartawan di Kantor DPP Golkar.

Safari politik yang dilakukan Airlangga itu dianggap kurang etis, mengingat situasi virus corona di Indonesia saat ini. Di mana telah ada 34 pasien positif COVID-19 dengan satu orang WNA yang dinyatakan meninggal dunia akibat penyakit tersebut. 

Direktur Eksekutif Indonesia Political Review, Ujang Komarudin pun mengkritisi agenda lobi-lobi politik yang dilakukan oleh Airlangga. Menurutnya pembahas RUU Omnibus Law Cipta Kerja dan Perpajakan bisa ditunda terlebih dulu hingga situasi yang lebih kondusif.

"Sejatinya lobi-lobi Omnibus Law tersebut dihentikan dulu. Karena bangsa ini sedang menghadapi wabah corona," kata Ujang lewat pesan singkatnya kepada VOI, Jumat, 13 Maret.

Dia melihat, para politikus ini sedang menunjukkan tabiat yang kurang baik dengan tidak mempedulikan sama sekali kekhawatiran rakyat akan virus corona. Padahal sudah seharusnya pejabat partai sekaligus pembantu presiden, semacam Airlangga bisa berfokus untuk membantu masyarakat dan meringankan kekhawatiran mereka saat ini.

"Jadi tak etis, jika mereka safari politik. Sedangkan masyarakat banyak yang terinfeksi. Bahkan ada yang mati. Harusnya mereka menunjukkan empati pada rakyat untuk membantu warga yang panik karena wabah virus corona," tegas pengamat politik ini.

Tabiat yang terkesan mementingkan diri sendiri dan golongannya walaupun ada hal mendesak lainnya yang harus dikerjakan, kata Ujang, tak akan bisa berubah karena memang sudah kebiasaan lazim para politikus.

Dia juga tak menampik, safari politik yang dipimpin oleh Menko Perekonomian yang juga rangkap jabatan sebagai Ketua Umum Partai Golkar ini akan berpengaruh bagi citra pemerintahan Presiden Joko Widodo. Sebab, bukan tak mungkin nantinya publik menilai menteri-menteri ini tak peka terhadap kondisi mereka yang kini sedang khawatir dengan penyebaran COVID-19.

Perlu diketahui, beberapa menteri dalam Kabinet Indonesia Maju banyak diisi oleh orang partai. Selain Airlangga, Menkominfo Johnny G Plate juga merupakan Sekjen Partai NasDem, kemudian Menteri Perindustrian Agus Gumiwang yang menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Partai Golkar.

"Publik akan menilai bahwa para elite hanya ingin senang dan menang sendiri. Rakyat kemudian dibiarkan," tutup Ujang.